Pulang ke rumah!
Berada di
kampung halaman setelah hampir satu bulan berada di kota orang adalah hal yang
menyenangkan. Yup, rasanya selalu mengasikkan bisa menghabiskan waktu bersama
keluarga, keponakan, dan tentunya buku-buku.
Salah satu buku
favorit yang menghiasi lemari kecil tanpa kaca di kamarku adalah buku serial
milik Clio Freya, yaitu From Paris to
Eternity dan Traces of Love. Duo
favorit yang tepat untuk menghabiskan weekend!
Buku Clio Freya
ini mengisahkan tentang seorang gadis remaja bernama Fay, berasal dari sebuah
keluarga yang kedua orangtuanya workaholic
hingga mengabaikan kehidupan putri semata wayangnya.
Saat liburan
semester tiba, Fay memutuskan untuk menghabiskan masa liburannya dengan belajar
bahasa Prancis di sebuah tempat kursus di Paris, L’ecole de Paris. Namun siapa sangka, kepergiannya ke Paris justru
membawanya pada sebuah keabadian!. Eternity.
Fay, justru
terjebak dalam hubungan dengan sebuah organisasi yang dipimpin oleh Andrew McGallaghan
hanya karena dirinya mirip dengan keponakan target utama operasi organisasi
tersebut. Fay akhirnya direkrut untuk menjadi umpan dalam menjalankan misi
organisasi itu, ia mulai di latih oleh seorang mentor yang sayangnya memiliki wajah memesona dan memikat hati bernama Kent.
Hari-harinya di
Paris kemudian dilaluinya dengan berat seiring dengan latihannya yang semakin intens dan juga kisah cintanya yang
rumit dengan sang mentor. Selain itu ia juga mengenal seorang teman yang baik
hati bernama Reno yang darinya Fay merasa menemukan sosok “Kakak” yang tak
pernah dimiliknya.
Singkat cerita,
Fay akhirnya berhasil menjalankan operasi tersebut meskipun dengan luka tembak
di tangannya. Ia akhirnya kembali ke Indonesia dengan jaminan bahwa dirinya
tidak akan pernah membocorkan apapun yang telah dilakukannya selama di Paris
pada siapapun.
Setahun berlalu.
Fay tiba-tiba
mendapatkan kembali undangan ke Paris dengan berkedok kursus yang dilakukan oleh organisasi yang sama dibawah
pimpinan Andrew McGallaghan. Ia dengan terpaksa akhirnya kembali ke sana.
Pada kali
keduanya, ia harus bertemu dengan Kent, mantan mentor sekaligus mantan “seseorang yang pernah mengisi hatinya”.
Kent yang pada pertemuan pertama justru menghilang secara misterius. Selain
itu, pada kesempatan itulah Fay mulai mengenal lebih dalam organisasi yang
dipimpin oleh Andrew yang ternyata memiliki agent
sekelas dengan mata-mata pemerintahan. Gila!
Satu-satunya hal
yang baik di Paris menurut Fay hanyalah kenangannya akan Reno, sahabat yang
selama setahun ini tetap berhubungan dengannya meskipun pertemanan mereka hanya
dua minggu. Namun kenangan manis tersebut justru berubah buruk saat Fay
mendapati bahwa Reno akan menjadi mentornya kali ini. Hal yang sama seperti
yang dilakukan Kent tahun lalu, sekaligus menjelaskan bahwa Reno ternyata juga
merupakan bagian dari organisasi ini, dan semua yang dilakukannya pada Fay
selama satu tahun ini hanyalah sandiwara belaka, palsu!.
Fay akhirnya
kembali menjalani training dibawah
pengawasan Reno juga Philippe Klaan___yang tingkat kekejamannya jauh lebih parah daripada Andrew. Fay
harus menerima kenyataan bahwa Reno adalah bagian dari organisasi ini dan dia
juga harus menata hatinya untuk kembali berurusan dengan Kent, karena Andrew
menjelaskan bahwa pada tugasnya kali ini mereka berdua akan menyamar menjadi
sepasang kekasih yang sedang berlibur di Fontaineblaeu.
Hal yang sangat dibenci Fay, karena operasi
ini berpotensi akan menggagalkan usaha hatinya untuk move on.
Sebuah
keajaiban.
Fay berhasil menjalankan
tugasnya dengan baik bersama Kent, juga berhasil menjalankan tugas tambahan
yang diberikan mendadak oleh Andrew. Kini ia bebas dan dapat kembali ke
Indonesia. Namun, sebuah berita duka tiba-tiba datang, yaitu kecelakaan sebuah
pesawat di hutan Amazon yang menewaskan hampir seluruh penumpangnya yang di
antaranya adalah kedua orang tua Fay.
Andrew kemudian
memberikan Fay Tiket Sekali Jalan
untuk bergabung dalam organisasinya, namun bukan sebagai agent melainkan sebagai anggota “Keluarga”. Fay akan diadopsi untuk
menjadi keponakannya sama seperti Kent dan Reno. Fay yang tidak memiliki
anggota keluarga lain di Indonesia, akhirnya menerima tawaran Andrew dan
menjalankan serangkai test yang
hampir merenggut nyawanya seperti Head or
Tail. Dan nama Fay yang semula Fay Regina Winata menjadi Fay Regina McGallaghan.
Sejak inilah
episode kehidupan Fay berubah total. Sama seperti yang ditawarkan Andrew, bahwa
ia menawarkan kehidupan tidak biasa
bagi Fay. Fay mulai diperkenalkan terhadap sebuah organisasi yang disebut
“Kantor” oleh para keponakan serta segala aturan-aturan yang tidak boleh
dilanggar dalam The Code mulai dari
yang masuk akal hingga yang tak logis sama sekali.
Fay juga mulai
akrab dengan para sepupunya yang dijuluki The
Groundhouse selain dari Kent dan Reno, yaitu si dingin Larry, si cuek Lou, si
usil Sam juga si jenius Elliot. Bersama mereka Fay dapat dengan mudah melupakan
kisah pilu peristiwa kematian kedua orangtuanya. Segala aksi kekonyolan mereka
seperti mengerjainya saat dirinya ulang tahun ke-18 hingga aksi gila mereka
dengan menyembunyikan segala peralatan masak para koki di dapur dan membuat
sarapan keesokan harinya terlambat, mulai mewarnai kehidupan Fay.
Fay juga mulai
menjalin asmara dengan teman kursusnya Enrique dan mulai menjalankan
aktifitasnya secara “normal” terlepas dari latihan tetapnya di rumah. Dia juga
mendapatkan tutor “Paman” yaitu Andrew McGallaghan dan Raymond Lang yang akan
mengawasi segala aktifitasnya.
Namun pada
hubungan keduanya ini, kisah kasih Fay kembali diuji. Calon ayah tiri Enrique
ternyata merupakan target operasi Andrew dan Fay terpaksa harus menjalankan
aktifitasnya dengan mengemban tugas yaitu mengorek
informasi sebanyak mungkin dari Enrique dan keluarganya. Hal yang membuat Fay
kembali dilema sekaligus melemparkannya pada sebuah realitas bahwa “Tidak akan
pernah ada kehidupan normal dalam
keluarga McGallghan”.
Operasi berhasil!
Namun Fay justru
mendapati kenyataan bahwa dirinya merupakan “seorang pembunuh”. Dia melihat
dengan jelas saat Ayah tiri Enrique menghembuskan nafas terakhir dengan sebuah
alat yang dibawa Fay pada pesta pernikahannya sebagai hadiah yang justru
berujung maut. Fay kembali dihadapkan pada sebuah realita yang menyakitkan saat
orang yang disayanginya direnggut secara paksa dari sisinya, sisi Enrique.
Akhir dari
misinya kali ini, Fay justru menemukan fakta mengejutkan tentang kecelakaan
pesawat kedua orang tuanya. Ia menemukan berkas-berkas di atas meja kerja ayah
tiri Enrique mengenai peristiwa tersebut yang ternyata “di sengaja”, namun
kemudian ia menemuka berka-berkas serupa di meja kerja Andrew dengan informasi
berbeda.
Fay kembali
dilema.
Ia bingung
apakah harus memercayai Andrew ataukah tida, karena segala sesuatunya seolah
tampak kabur dihadapannya. Penuh ilusi dan sandiwara.
Namun satu hal
yang pasti, bahwa hidup Fay di Paris tak akan pernah sama dengan di Indonesia.
^.^_^.^
Membaca
petualangan Fay akan selalu membuatku seolah berada dalam roller coaster, penuh dengan adegan adrenalin dan “senam jantung”.
Namun untuk semua serial Clio Freya pada petualangan Fay, saya hanya punya satu
kata: Gila!.
Mengutip kata
Andrew:
“kalau kamu tidak merasa punya kelebihan apa pun, itu berarti kamu tidak menghargai hidupmu sendiri. Semua orang lahir ke dunia ini dengan keunikan dan kelebihan masing-masing. Semakin kamu menyadari di mana keunikan dan kelebihan itu, semakin besar kesempatanmu untuk menemukan tempat di dunia ini, tempat kamu bisa berperan menggerakkan roda kehidupan―itulah bedanya orang-orang yang menjadi penggores nasib dengan mereka yang mengaku menjadi korban keadaan.”